Anggaran


799

Anggaran merupakan salah satu alat manajemen keuangan yang fundamental dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Hal ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan besar tetapi juga untuk bisnis kecil dan organisasi nirlaba. Dalam konteks keuangan perusahaan, anggaran memiliki peran penting dan sejumlah manfaat yang signifikan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi definisi, peran, dan manfaat anggaran dalam manajemen keuangan perusahaan.

Definisi Anggaran

Pengertian Definisi Anggaran atau Budget

Sebelum kita membahas peran dan manfaatnya, mari kita pahami definisi anggaran menurut dua sumber yang diakui:

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Anggaran adalah “taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang diharapkan untuk periode yang akan datang.” Ini adalah definisi yang sederhana dan mengacu pada perkiraan keuangan di masa depan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Anggaran adalah “rencana keuangan terperinci dan terkoordinasi mengenai prakiraan penerimaan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun, sebagai sarana untuk sasaran suatu rencana kerja (budget).” Definisi ini menekankan aspek perencanaan dan pengkoordinasian yang lebih mendalam dari anggaran.

Dalam kedua definisi ini, ada beberapa unsur kunci yang perlu diperhatikan. Pertama, anggaran adalah perkiraan keuangan yang mencakup penerimaan dan pengeluaran dalam periode tertentu. Kedua, anggaran adalah alat perencanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, baik dalam konteks bisnis atau organisasi.

Peran Anggaran dalam Perusahaan

Anggaran memiliki beberapa peran utama dalam perusahaan atau organisasi:

1. Fungsi Pelaksanaan

Salah satu peran utama anggaran adalah sebagai panduan pelaksanaan. Anggaran menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk pelaksanaan proyek, program, atau kegiatan bisnis. Dengan menetapkan anggaran yang tepat, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan efisien dan memastikan bahwa setiap kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur memiliki anggaran untuk produksi bulanan. Anggaran ini mencakup alokasi dana untuk bahan baku, upah pekerja, dan biaya overhead. Dengan mengacu pada anggaran ini, perusahaan dapat melaksanakan produksi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Perencanaan

Anggaran juga berperan penting dalam proses perencanaan. Dalam proses penyusunan anggaran, perusahaan harus melakukan perencanaan yang cermat untuk menentukan berapa banyak sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Anggaran mengharuskan perusahaan untuk merinci rencana keuangan mereka dan membuat perkiraan yang akurat.

Contoh: Sebuah toko ritel merencanakan anggaran tahunan mereka dengan mempertimbangkan penjualan bulanan yang diharapkan, biaya sewa, gaji karyawan, dan promosi penjualan. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan mengatur rencana bisnis mereka.

Manfaat Anggaran dalam Manajemen Keuangan Perusahaan

Selain peran yang penting dalam pelaksanaan dan perencanaan, anggaran juga memberikan sejumlah manfaat yang signifikan bagi perusahaan atau organisasi. Berikut adalah beberapa manfaat utama anggaran dalam manajemen keuangan:

1. Motivasi dan Tanggung Jawab

Anggaran dapat menjadi alat motivasi yang kuat dalam perusahaan. Ketika karyawan memiliki sasaran keuangan yang jelas dan terukur, mereka cenderung lebih termotivasi untuk mencapainya. Anggaran memberikan landasan untuk menilai kinerja dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang mencapai atau melampaui target anggaran.

Selain itu, anggaran juga menciptakan rasa tanggung jawab. Karyawan yang bertanggung jawab atas bagian tertentu dari anggaran akan merasa memiliki peran penting dalam kesuksesan perusahaan. Mereka akan berusaha untuk memastikan bahwa bagian anggaran yang mereka kelola tercapai dengan baik.

See also  Bukti Pelunasan

2. Pengarahan dan Pengendalian

Anggaran membantu perusahaan untuk mengarahkan sumber daya ke area yang paling penting. Dengan mengalokasikan anggaran secara bijaksana, perusahaan dapat memprioritaskan proyek atau program yang mendukung tujuan strategis mereka. Selain itu, anggaran juga berperan dalam pengendalian keuangan. Perusahaan dapat memantau pengeluaran mereka secara berkala dan memeriksa apakah mereka sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Pemanfaatan Sumber Daya yang Efisien

Dengan merinci rencana keuangan mereka, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya mereka secara lebih efisien. Mereka dapat mengidentifikasi area di mana penghematan dapat dilakukan dan mengalokasikan dana dengan lebih efisien. Ini membantu perusahaan untuk menghindari pemborosan dan memaksimalkan pengembalian investasi mereka.

4. Identifikasi Kelemahan

Anggaran juga membantu perusahaan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam operasi mereka. Ketika hasil aktual dibandingkan dengan anggaran, perusahaan dapat melihat di mana mereka tidak mencapai target. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan perbaikan dan mengatasi masalah yang ada.

5. Rencana Terpadu

Anggaran menciptakan rencana keuangan terpadu yang mencakup semua aspek operasional perusahaan. Ini memastikan bahwa semua bagian perusahaan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Sebagai hasilnya, perusahaan memiliki visi yang lebih jelas tentang arah mereka dan bagaimana mencapai kesuksesan.

6. Evaluasi Kinerja

Anggaran juga berfungsi sebagai alat evaluasi kinerja. Dengan membandingkan hasil aktual dengan anggaran, perusahaan dapat menilai sejauh mana mereka telah mencapai tujuan mereka. Ini membantu dalam mengukur efektivitas rencana keuangan mereka dan memberikan wawasan tentang apa yang mungkin perlu diperbaiki atau disesuaikan.

Proses Penyusunan Anggaran: Dari Atas ke Bawah dan Dari Bawah ke Atas

Proses Penyusunan Anggaran Dari Atas ke Bawah dan Dari Bawah ke Atas

Anggaran adalah salah satu instrumen keuangan yang paling penting dalam manajemen perusahaan. Ini tidak hanya mengarahkan pengeluaran keuangan tetapi juga mencerminkan visi dan tujuan perusahaan. Proses penyusunan anggaran adalah langkah kunci dalam mengelola sumber daya finansial dan memastikan bahwa perusahaan mencapai targetnya. Proses ini dapat dikelompokkan menjadi dua pendekatan utama: dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Dari Atas ke Bawah

Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah adalah pendekatan yang dimulai dari pihak manajemen atau otoritas tertinggi dalam perusahaan dan kemudian anggaran didistribusikan ke departemen atau unit kerja yang lebih rendah. Ini bisa dianggap sebagai pendekatan top-down di mana perencanaan anggaran dimulai dari tingkat puncak dan kemudian diturunkan ke bawah hingga mencapai tingkat yang lebih rendah dalam organisasi.

Metode Kemampuan

Metode pertama dalam pendekatan ini adalah metode kemampuan. Dalam metode ini, perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mempertimbangkan efek pengeluaran tersebut. Ini berarti bahwa anggaran yang dialokasikan tidak selalu didasarkan pada perencanaan yang cermat, melainkan pada ketersediaan dana.

Contoh sederhana dari metode ini adalah ketika manajemen memutuskan untuk mengalokasikan sejumlah uang untuk departemen pemasaran tanpa mempertimbangkan rencana pemasaran yang spesifik. Dalam hal ini, keputusan berdasarkan pada ketersediaan dana tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Metode Pembagian Semena-mena

Metode kedua dalam pendekatan dari atas ke bawah adalah metode pembagian semena-mena. Metode ini lebih baik daripada metode kemampuan tetapi masih tidak didasarkan pada teori atau perencanaan yang matang. Dalam metode ini, pengalokasian anggaran tidak memiliki dasar yang jelas, tujuan yang didefinisikan secara tegas, atau konsep pendistribusian anggaran yang baik.

Contoh dari metode ini adalah ketika manajemen memutuskan untuk membagi anggaran departemen penelitian tanpa pertimbangan yang jelas atau perencanaan yang terinci. Ini bisa mengarah pada alokasi yang tidak efisien dan pengeluaran yang tidak terarah.

Metode Persentase Penjualan

Metode ketiga dalam pendekatan dari atas ke bawah adalah metode persentase penjualan. Metode ini mencoba menggambarkan hubungan antara kegiatan iklan dan promosi dengan peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini berdasarkan pada dua hal utama: persentase penjualan dan pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi.

See also  Bitcoin

Dalam metode ini, perusahaan mungkin mengalokasikan anggaran iklan berdasarkan seberapa besar persentase penjualan yang ingin mereka capai. Mereka juga mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan dari upaya periklanan. Namun, metode ini masih cenderung melihat iklan sebagai pengeluaran daripada sebagai bagian dari strategi pemasaran yang lebih besar.

Melihat Pesaing

Metode keempat dalam pendekatan dari atas ke bawah adalah dengan melihat pesaing. Tidak ada perusahaan yang benar-benar mengabaikan pesaingnya. Setiap perusahaan ingin tahu apa yang dilakukan pesaingnya dan berusaha untuk melampaui mereka. Dalam konteks anggaran, ini berarti bahwa alokasi anggaran mungkin didasarkan pada usaha untuk melakukan promosi yang lebih baik daripada pesaing.

Contoh dari metode ini adalah ketika perusahaan memutuskan untuk mengalokasikan anggaran iklan dengan lebih besar dari pesaing mereka dalam upaya untuk menguasai pangsa pasar. Ini bisa menciptakan persaingan yang kuat di pasar dan mempengaruhi strategi iklan perusahaan.

Pengembalian Investasi

Metode terakhir dalam pendekatan dari atas ke bawah adalah pengembalian investasi. Dalam metode ini, perusahaan mempertimbangkan pengembalian keuntungan yang diharapkan terkait dengan jumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya. Metode ini melibatkan penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.

Sebagai contoh, perusahaan mungkin mengalokasikan sejumlah besar anggaran untuk kampanye iklan yang diharapkan akan menghasilkan pengembalian investasi dalam jangka panjang. Ini adalah pendekatan yang lebih strategis daripada metode sebelumnya karena mencoba mengukur dampak finansial dari pengeluaran iklan.

Dari Bawah ke Atas

Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas adalah pendekatan yang dimulai dengan penetapan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kemudian anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Ini bisa dianggap sebagai pendekatan bottom-up di mana perencanaan anggaran dimulai dari tingkat yang lebih rendah dalam organisasi dan kemudian naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Metode Tujuan dan Tugas

Metode pertama dalam pendekatan dari bawah ke atas adalah metode tujuan dan tugas. Dalam metode ini, penentuan tujuan dan anggaran disusun secara beriringan. Proses ini dimulai dengan penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atau departemen tertentu. Setelah tujuan ditetapkan, strategi dan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut juga ditentukan.

Setelah semua elemen ini telah diidentifikasi, perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut dapat disusun. Metode ini menciptakan keterkaitan yang kuat antara tujuan dan anggaran, sehingga setiap pengeluaran dapat dijustifikasi dengan baik.

Metode Pengembalian Berkala

Metode kedua dalam pendekatan dari bawah ke atas adalah metode pengembalian berkala. Metode ini mengadopsi prinsip investasi di mana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Dalam konteks anggaran, ini berarti bahwa perusahaan mungkin mengalokasikan anggaran untuk iklan dan promosi dengan pemahaman bahwa hasilnya mungkin tidak langsung terlihat.

Selama tahun pertama, perusahaan mungkin menghabiskan lebih banyak uang untuk iklan daripada yang mereka terima dari penjualan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, mereka dapat mencapai titik impas di mana biaya promosi sama dengan keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Kemudian, setelah beberapa tahun, perusahaan mungkin mulai melihat pengembalian investasi yang signifikan.

Metode Perhitungan Kuantitatif

Metode ketiga dalam pendekatan dari bawah ke atas adalah metode perhitungan kuantitatif. Metode ini melibatkan penggunaan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer menggunakan teknik analisis regresi berganda. Metode ini jarang digunakan karena kompleksitasnya dalam pemakaiannya.

Dalam metode ini, perusahaan mencoba menggunakan data historis dan analisis statistik untuk mengidentifikasi pola dan tren yang berkaitan dengan pengeluaran iklan dan hasil penjualan. Namun, metode ini memerlukan sumber daya yang besar dan kemampuan analisis yang tinggi.

See also  Depresiasi Mata Uang

Alokasi Anggaran

Setelah anggaran telah disusun, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan anggaran tersebut dengan bijak. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melaksanakan program-program tertentu.

Alokasi anggaran merupakan tahap penting dalam proses anggaran karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya finansial perusahaan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran meliputi:

1. Potensial Pasar

Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran adalah potensial pasar. Perusahaan perlu memahami pasar mereka dengan baik dan mengidentifikasi peluang pertumbuhan. Ini dapat memengaruhi seberapa besar anggaran yang dialokasikan untuk strategi pemasaran.

Misalnya, jika perusahaan beroperasi di pasar yang berkembang pesat, mereka mungkin perlu mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk iklan dan promosi untuk mengambil keuntungan dari pertumbuhan tersebut. Di sisi lain, jika pasar stabil atau jenuh, pengalokasian anggaran mungkin lebih konservatif.

2. Ukuran dan Segmen Pasar

Ukuran dan segmen pasar juga memainkan peran penting dalam pengalokasian anggaran. Perusahaan perlu memahami seberapa besar pasar mereka dan bagaimana pasar itu terbagi menjadi segmen-segmen yang berbeda. Ini membantu dalam menentukan di mana anggaran harus dialokasikan.

Misalnya, jika perusahaan memiliki pangsa pasar besar dan beroperasi di beberapa segmen yang berbeda, mereka mungkin perlu mengalokasikan anggaran secara proporsional untuk melayani setiap segmen. Di sisi lain, jika perusahaan adalah pemain kecil dalam pasar yang sangat kompetitif, mereka mungkin perlu lebih fokus dalam pengalokasian anggaran mereka untuk mencapai hasil yang signifikan.

3. Kebijakan Perusahaan

Kebijakan perusahaan juga dapat memengaruhi pengalokasian anggaran. Beberapa perusahaan mungkin memiliki kebijakan yang mengharuskan pengalokasian anggaran dalam beberapa area tertentu, seperti inovasi produk, keberlanjutan, atau tanggung jawab sosial perusahaan.

Sebagai contoh, perusahaan yang menempatkan keberlanjutan sebagai salah satu nilai inti mereka mungkin mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk proyek-proyek yang mendukung tujuan keberlanjutan tersebut. Ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap isu-isu lingkungan dan sosial.

4. Skala Ekonomi Periklanan

Skala ekonomi periklanan mengacu pada konsep bahwa semakin besar anggaran iklan, semakin efisien biaya periklanan relatif terhadap hasil yang dicapai. Perusahaan perlu mempertimbangkan skala ekonomi periklanan saat mengalokasikan anggaran mereka.

Misalnya, jika perusahaan mengalokasikan anggaran kecil untuk iklan, biaya periklanan per unit penjualan mungkin lebih tinggi. Namun, jika perusahaan memiliki anggaran besar, mereka dapat memanfaatkan skala ekonomi periklanan dan mengurangi biaya periklanan per unit penjualan.

5. Karakteristik Perusahaan

Karakteristik unik dari perusahaan juga perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda, dan pengalokasian anggaran harus mencerminkan karakteristik tersebut.

Misalnya, perusahaan yang baru saja memasuki pasar mungkin perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk membangun merek dan kesadaran pelanggan. Di sisi lain, perusahaan yang telah mapan dalam pasar mungkin fokus pada mempertahankan pangsa pasar dan memaksimalkan keuntungan.

Proses penyusunan anggaran adalah langkah kunci dalam mengelola keuangan perusahaan. Dua pendekatan utama dalam proses ini adalah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Pendekatan dari atas ke bawah dimulai dari manajemen tingkat atas dan mendistribusikan anggaran ke tingkat yang lebih rendah dalam organisasi. Pendekatan dari bawah ke atas dimulai dengan penetapan tujuan sebelumnya dan anggaran ditentukan berdasarkan tujuan tersebut.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri. Metode dari atas ke bawah dapat memberikan kendali yang lebih besar tetapi mungkin kurang fleksibel. Metode dari bawah ke atas dapat lebih responsif terhadap perubahan tetapi memerlukan koordinasi yang lebih baik.

Setelah anggaran disusun, pengalokasian anggaran menjadi tahap berikutnya yang penting. Perusahaan perlu mempertimbangkan potensial pasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan, skala ekonomi periklanan, dan karakteristik perusahaan dalam mengalokasikan anggaran. Pengambilan keputusan yang bijaksana dalam pengalokasian anggaran dapat memengaruhi kesuksesan strategi pemasaran perusahaan dan pencapaian tujuan bisnisnya.

Kesimpulan

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, anggaran adalah alat yang sangat berharga dalam manajemen keuangan perusahaan. Ini tidak hanya membantu perusahaan merencanakan dan mengarahkan keuangan mereka, tetapi juga memotivasi karyawan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memberikan pengendalian yang diperlukan. Dengan memahami peran dan manfaat anggaran, perusahaan dapat menggunakannya dengan lebih efektif untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

****
Subscribe, follow @dramatizencom dan ikuti terus dramatizen.com untuk berbagai inspirasi terbaru dan agar hari harimu makin seru!