Inflasi inti memiliki peran penting dalam mengukur inflasi dan memahami hubungan antara harga barang dan jasa dengan pendapatan konsumen. Dalam menghitung inflasi, sektor makanan dan energi tidak dimasukkan dalam inflasi inti karena kenaikan harga yang fluktuatif dan pengaruhnya terhadap harga barang dan jasa lainnya.
Inflasi sendiri adalah kondisi di mana harga barang dan jasa di suatu negara terus mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara daya beli masyarakat dengan ketersediaan barang yang ada. Inflasi dapat menjadi indikator kenaikan harga yang dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara.
Inflasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu inflasi inti dan inflasi non inti. Inflasi inti adalah inflasi yang komponen di dalamnya cenderung tetap dan dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental. Inflasi inti mempengaruhi semua kenaikan harga barang dan jasa kecuali dalam sektor makanan dan energi.
Sektor makanan dan energi tidak dimasukkan dalam inflasi inti karena dinilai memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Perubahan harga yang fluktuatif membuat perhitungan inflasi menjadi kurang akurat. Selain itu, sektor makanan dan energi juga bergerak paralel, yang berarti kenaikan harga di sektor ini akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa lainnya. Misalnya, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok dan barang-barang lainnya karena harga BBM juga mempengaruhi biaya distribusi produk-produk.
Terdapat tiga faktor fundamental yang memengaruhi inflasi inti menurut Bank Indonesia. Pertama, interaksi dalam permintaan dan penawaran, yang mencakup perubahan dalam pola konsumsi dan perubahan dalam produksi barang dan jasa. Kedua, lingkungan eksternal yang meliputi nilai tukar, harga komoditas internasional, dan inflasi mitra dagang. Perubahan dalam nilai tukar mata uang, harga komoditas internasional, dan inflasi di negara mitra dagang dapat mempengaruhi inflasi di dalam negeri. Ketiga, ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen. Jika pedagang dan konsumen mengharapkan adanya kenaikan harga di masa depan, hal ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan produsen saat ini.
Mengukur inflasi inti sangat penting dalam perhitungan inflasi karena inflasi inti dapat merefleksikan hubungan antara harga barang dan jasa dengan pendapatan konsumen. Jika harga barang dan jasa naik namun pendapatan konsumen tidak mengalami kenaikan, maka daya beli konsumen akan turun. Sebaliknya, jika harga barang dan jasa stabil atau bahkan turun namun pendapatan konsumen naik, maka daya beli konsumen akan meningkat.
Dalam menghadapi inflasi inti, pemerintah dan Bank Indonesia perlu melakukan kebijakan yang tepat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga. Upaya-upaya tersebut meliputi pengawasan terhadap ketersediaan barang dan jasa, kebijakan moneter yang sesuai, dan intervensi dalam pasar jika diperlukan. Selain itu, peran aktif dari masyarakat dalam mengontrol pengeluaran dan meningkatkan pendapatan juga penting dalam menghadapi inflasi inti.
Dengan pemahaman yang baik tentang inflasi inti dan faktor-faktor yang memengaruhinya, diharapkan dapat membantu individu dan pemerintah dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
****
Subscribe, follow @dramatizencom dan ikuti terus dramatizen.com untuk berbagai inspirasi terbaru dan agar hari harimu makin seru!