Ekonomi berbasis pasar memungkinkan aliran barang yang bebas melalui pasar, sesuai dengan penawaran dan permintaan. Di Indonesia, kita dapat menganggapnya sebagai ekonomi pasar di mana konsumen dan produsen menentukan apa yang dijual dan diproduksi. Produsen memiliki barang yang mereka buat dan menentukan harga mereka sendiri, sementara konsumen memiliki barang yang mereka beli dan memutuskan berapa banyak yang mereka bayar.
Namun, hukum penawaran dan permintaan dapat mempengaruhi harga dan produksi. Jika permintaan konsumen untuk suatu barang meningkat dan pasokan tidak mencukupi, harga cenderung naik karena konsumen bersedia membayar lebih untuk barang tersebut. Sebagai akibatnya, produksi cenderung meningkat untuk memenuhi permintaan tersebut karena produsen akan mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, ekonomi pasar memiliki kecenderungan untuk menyeimbangkan dirinya secara alami. Ketika harga di satu sektor industri naik karena adanya permintaan, sumber daya uang dan tenaga kerja akan bergeser ke tempat-tempat di mana mereka dibutuhkan.
Ekonomi pasar murni jarang terjadi karena biasanya ada campur tangan pemerintah atau perencanaan pusat. Bahkan negara sebebas Amerika Serikat dapat dianggap sebagai ekonomi campuran. Pemerintah menyediakan peraturan, pendidikan publik, dan tunjangan jaminan sosial untuk mengisi kesenjangan dari ekonomi pasar dan membantu menciptakan keseimbangan. Oleh karena itu, istilah “ekonomi pasar” mengacu pada ekonomi yang lebih berorientasi pada pasar secara umum.
Ekonomi berbasis perintah bergantung pada agen politik pusat yang mengontrol harga dan distribusi barang. Penawaran dan permintaan tidak dapat berjalan secara alami dalam sistem ini karena direncanakan secara terpusat, sehingga sering terjadi ketidakseimbangan.
Ekonomi hijau bergantung pada penggunaan energi terbarukan dan berkelanjutan. Sistem ini beroperasi dengan tujuan akhir untuk mengurangi emisi karbon, memulihkan keanekaragaman hayati, mengandalkan sumber energi alternatif, dan secara umum melestarikan lingkungan. Ekonomi hijau cenderung berfokus pada inovasi teknologi yang meningkatkan efisiensi energi. Tujuan dari ekonomi hijau adalah untuk menyediakan konsumsi dan produksi sambil mengurangi atau menghilangkan dampak negatif pada bumi dan sumber dayanya.
Sementara itu, disiplin ekonomi dapat dibagi menjadi dua bidang fokus utama, yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.
Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu dan perusahaan untuk memahami mengapa mereka membuat keputusan ekonomi yang mereka lakukan dan bagaimana keputusan tersebut mempengaruhi sistem ekonomi yang lebih besar. Ilmu ekonomi mikro mempelajari mengapa berbagai barang memiliki nilai yang berbeda dan bagaimana individu berkoordinasi dan bekerja sama satu sama lain. Mikroekonomi cenderung berfokus pada kecenderungan ekonomi, seperti bagaimana pilihan dan tindakan individu mempengaruhi perubahan dalam produksi.
Di sisi lain, ekonomi makro mempelajari seluruh ekonomi dengan fokus pada keputusan dan masalah dalam skala besar. Makroekonomi mencakup studi tentang faktor-faktor ekonomi secara luas, seperti pengaruh kenaikan harga atau inflasi terhadap perekonomian. Makroekonomi juga berfokus pada laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB), yang merupakan jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian. Perubahan pengangguran dan pendapatan nasional juga menjadi perhatian. Dengan kata lain, ekonomi makro mempelajari bagaimana ekonomi secara keseluruhan berperilaku.