Penerbitan promes baru untuk menggantikan promes yang telah jatuh tempo; pembaharuan juga dapat dilakukan hanya dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo (renewal).
Otoritas Jasa Keuangan
Pembaruan / pem·ba·ru·an / n 1 proses, cara, perbuatan membarui: sudah banyak dibahas mengenai – cara berpikir masyarakat; 2 Antar proses mengembangkan kebudayaan, terutama dalam lapangan teknologi dan ekonomi; – sosial Politik gerakan umum atau hasil khusus untuk menghapuskan kesalahan fungsi sistem sosial atau bagiannya;
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jenis Pembaruan Berdasarkan Ragam Produknya
Pembaruan Program
Pembaruan ini menyangkut program dan berkaitan dengan pembaruan yang sifatnya abstrak. Termasuk diantaranya adalah pembaruan kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga rumusan hasil kajian dan penelitian.
Pembaruan Produk dan Teknologi
Pembaruan produk adalah pembaruan yang berwujud (tangible), konkret, berbentuk suatu barang. Kemunculan pembaruan produk sering kali dikaitkan dengan munculnya pembaruan dalam hal teknologi.
Karakteristik Pembaruan
Keuntungan Relatif (Relative Advantage)
Keuntungan Relatif (relative advantage) adalah taraf sejauh mana suatu pembaruan dianggap lebih daripada yang sebelumnya. Taraf keuntungan bisa dilihat dari aspek ekonomis, prestise sosial, kecocokan, dan kepuasan pengguna terhadap pembaruan yang dilakukan.
Kecocokan (Compatibility)
Kecocokan (compatibility) adalah taraf kesesuaian suatu pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman yang sebelumnya terjadi dalam produk ataupun program, serta kebutuhan pengguna terhadap pembaruan yang akan terjadi.
Kompleksitas (Complexity)
Kompleksitas (complexity) adalah taraf kesulitan suatu pembaruan untuk dipahami dan digunakan oleh pengguna. Suatu ide atau cara pembaruan yang kompleks dan sulit biasanya cenderung lebih lambat untuk diadopsi oleh pengguna daripada yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan Untuk Mencoba (Trialability)
Kemudahan untuk mencoba (trialability) adalah taraf sejauh mana suatu pembaruan dapat diuji cobakan dengan basis yang terbatas. Ide-ide baru yang dapat dicoba secara bertahap akan lebih mudah diadopsi dari pada pembaruan yang tak dapat diuji coba secara bertahap.
Kemudahan Untuk Diamati (Observability)
Kemudahan untuk diamati (observability) adalah taraf sejauh mana suatu pembaruan dapat dilihat hasilnya oleh pengguna. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari sesuatu pembaruan, semakin mudah baginya untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Penerbitan promes baru untuk menggantikan promes yang telah jatuh tempo merupakan salah satu bentuk pembaruan dalam dunia keuangan. Dalam hal ini, promes yang telah jatuh tempo akan digantikan dengan promes baru, atau dapat juga dilakukan pembaharuan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo.
Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik dalam program maupun produk dan teknologi.
Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik.
Sementara itu, pembaruan produk dan teknologi berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, terdapat beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan. Pertama adalah keuntungan relatif, yaitu sejauh mana pembaruan dianggap lebih baik daripada sebelumnya. Keuntungan dapat dilihat dari segi ekonomis, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, dan kepuasan pengguna terhadap pembaruan yang dilakukan.
Kecocokan juga merupakan karakteristik penting dalam pembaruan. Pembaruan harus sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga menjadi faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penerbitan promes baru, pembaruan dapat dilakukan dengan menggantikan promes yang telah jatuh tempo. Pembaruan juga dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo. Hal ini memungkinkan terjadinya pembaruan dalam hal kebijakan, keputusan, dan konsep baru yang terkait dengan promes tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya, Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat berupa pembaruan program maupun pembaruan produk dan teknologi.
Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik. Pembaruan produk dan teknologi, di sisi lain, berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan pembaruan oleh pengguna. Keuntungan relatif merupakan salah satu karakteristik yang penting. Pembaruan harus dianggap lebih baik daripada yang sebelumnya, baik dari segi ekonomi, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, maupun kepuasan pengguna.
Selain itu, kecocokan pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna juga harus diperhatikan. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga merupakan faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penerbitan promes baru, pembaruan dapat dilakukan dengan menggantikan promes yang telah jatuh tempo. Pembaruan juga dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo. Hal ini memungkinkan terjadinya pembaruan dalam hal kebijakan, keputusan, dan konsep baru yang terkait dengan promes tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat berupa pembaruan program maupun pembaruan produk dan teknologi. Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik.
Pembaruan produk dan teknologi, di sisi lain, berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan pembaruan oleh pengguna. Keuntungan relatif merupakan salah satu karakteristik yang penting. Pembaruan harus dianggap lebih baik daripada yang sebelumnya, baik dari segi ekonomi, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, maupun kepuasan pengguna.
Selain itu, kecocokan pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna juga harus diperhatikan. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga merupakan faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penerbitan promes baru, pembaruan dapat dilakukan dengan menggantikan promes yang telah jatuh tempo. Pembaruan juga dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo. Hal ini memungkinkan terjadinya pembaruan dalam hal kebijakan, keputusan, dan konsep baru yang terkait dengan promes tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat berupa pembaruan program maupun pembaruan produk dan teknologi. Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik.
Pembaruan produk dan teknologi, di sisi lain, berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan pembaruan oleh pengguna. Keuntungan relatif merupakan salah satu karakteristik yang penting. Pembaruan harus dianggap lebih baik daripada yang sebelumnya, baik dari segi ekonomi, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, maupun kepuasan pengguna.
Selain itu, kecocokan pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna juga harus diperhatikan. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga merupakan faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penerbitan promes baru, pembaruan dapat dilakukan dengan menggantikan promes yang telah jatuh tempo. Pembaruan juga dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo. Hal ini memungkinkan terjadinya pembaruan dalam hal kebijakan, keputusan, dan konsep baru yang terkait dengan promes tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat berupa pembaruan program maupun pembaruan produk dan teknologi. Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik.
Pembaruan produk dan teknologi, di sisi lain, berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan pembaruan oleh pengguna. Keuntungan relatif merupakan salah satu karakteristik yang penting. Pembaruan harus dianggap lebih baik daripada yang sebelumnya, baik dari segi ekonomi, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, maupun kepuasan pengguna.
Selain itu, kecocokan pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna juga harus diperhatikan. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga merupakan faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penerbitan promes baru, pembaruan dapat dilakukan dengan menggantikan promes yang telah jatuh tempo. Pembaruan juga dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo. Hal ini memungkinkan terjadinya pembaruan dalam hal kebijakan, keputusan, dan konsep baru yang terkait dengan promes tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat berupa pembaruan program maupun pembaruan produk dan teknologi. Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik.
Pembaruan produk dan teknologi, di sisi lain, berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan pembaruan oleh pengguna. Keuntungan relatif merupakan salah satu karakteristik yang penting. Pembaruan harus dianggap lebih baik daripada yang sebelumnya, baik dari segi ekonomi, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, maupun kepuasan pengguna.
Selain itu, kecocokan pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna juga harus diperhatikan. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga merupakan faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks penerbitan promes baru, pembaruan dapat dilakukan dengan menggantikan promes yang telah jatuh tempo. Pembaruan juga dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu promes yang telah jatuh tempo. Hal ini memungkinkan terjadinya pembaruan dalam hal kebijakan, keputusan, dan konsep baru yang terkait dengan promes tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pembaruan dalam bidang keuangan. Pembaruan dapat berupa pembaruan program maupun pembaruan produk dan teknologi. Pembaruan program melibatkan pembaruan dalam kebijakan, keputusan, konsep baru, hingga hasil kajian dan penelitian. Pembaruan ini bersifat abstrak dan tidak berwujud secara fisik.
Pembaruan produk dan teknologi, di sisi lain, berkaitan dengan pembaruan dalam bentuk barang yang konkret. Kemunculan pembaruan produk sering kali terkait dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dalam melakukan pembaruan, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan pembaruan oleh pengguna. Keuntungan relatif merupakan salah satu karakteristik yang penting. Pembaruan harus dianggap lebih baik daripada yang sebelumnya, baik dari segi ekonomi, prestise sosial, kecocokan dengan kebutuhan, maupun kepuasan pengguna.
Selain itu, kecocokan pembaruan dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan pengguna juga harus diperhatikan. Jika pembaruan tidak sesuai dengan hal tersebut, maka pembaruan tersebut mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kompleksitas juga perlu diperhatikan dalam pembaruan. Pembaruan yang kompleks dan sulit dipahami cenderung akan memiliki tingkat adopsi yang lebih lambat dibandingkan dengan pembaruan yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan untuk mencoba juga merupakan faktor penting dalam pembaruan. Pembaruan yang dapat diuji coba secara bertahap akan lebih mudah diterima oleh pengguna daripada pembaruan yang tidak dapat diuji coba secara bertahap.
Terakhir, kemudahan untuk diamati juga berperan dalam adopsi pembaruan. Semakin mudah pengguna melihat hasil dari pembaruan tersebut, semakin mudah bagi mereka untuk mengadopsi produk atau program tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
****
Subscribe, follow @dramatizencom dan ikuti terus dramatizen.com untuk berbagai inspirasi terbaru dan agar hari harimu makin seru!